Sudah lebih dari satu tahun sejak Cyrus Margono resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Meski demikian, hingga saat ini penjaga gawang berusia 23 tahun tersebut belum juga memperoleh kesempatan untuk mengenakan seragam tim nasional Indonesia.
Kendati belum dipanggil, semangatnya untuk bisa membela Garuda tak pernah surut. Ia terus menunjukkan komitmen tinggi dengan menjaga konsistensi penampilan di level klub. Harapannya, kesempatan memperkuat tim nasional akan datang pada waktu yang tepat seiring dengan kerja keras dan performa yang terus ia tunjukkan.
Saat ini, Cyrus Margono memperkuat klub KF Dukagjini yang bermain di kasta tertinggi liga sepak bola Kosovo. Meski lahir di Amerika Serikat, kiprah Cyrus di Eropa menunjukkan bahwa dirinya layak diperhitungkan. Ia menyadari bahwa pihak yang berwenang dari sepak bola Indonesia sudah mengetahui posisinya dan mengikuti perkembangan kariernya.
Dalam sebuah pernyataan, ia mengungkapkan bahwa dirinya tahu sedang dipantau oleh PSSI. PSSI sudah mengetahui Margono bermain di Kosovo dan sedang mengikuti perjalanannya, meski dirinya belum bisa mengungkap lebih jauh terkait hal itu.
Impian Cyrus Margono Untuk Membela Timnas Indonesia
Cyrus Margono menyimpan tekad yang kuat untuk suatu hari bisa merasakan pengalaman membela tim nasional Indonesia. Hasrat itu bukanlah sekadar keinginan sesaat, melainkan impian yang terus ia pelihara sejak dirinya resmi menjadi Warga Negara Indonesia. Namun, di balik semangat dan ambisi tersebut, Cyrus juga menunjukkan kedewasaan dalam menyikapi situasi. Ia menyadari bahwa keinginan pribadi saja tidak cukup untuk membuka pintu ke tim nasional.
Dalam dunia sepak bola profesional, keputusan akhir mengenai siapa yang layak dipanggil masuk ke dalam skuad bukan berada di tangan pemain, melainkan menjadi wewenang penuh tim pelatih yang menilai berdasarkan kebutuhan taktik, performa, serta berbagai pertimbangan teknis lainnya.
Sebagai seorang penjaga gawang, Cyrus memahami pentingnya menunjukkan performa konsisten di level klub. Ia menyadari bahwa kunci untuk menarik perhatian pelatih timnas terletak pada apa yang ia tunjukkan di atas lapangan setiap minggunya. Karena itu, fokus utamanya saat ini adalah mempertahankan kualitas permainan dan terus berkembang bersama klubnya. Ia memilih untuk membuktikan diri lewat kerja nyata daripada banyak berbicara atau berharap semata.
Dalam sebuah pernyataan, Cyrus dengan tegas mengatakan bahwa dirinya hanya perlu menjalankan apa yang selama ini sudah menjadi rutinitas, yakni bermain sebaik mungkin di setiap kesempatan yang ada. Ia tidak ingin mengintervensi keputusan pelatih atau berharap dipanggil secara instan, melainkan percaya bahwa jika dirinya benar-benar pantas, maka waktunya akan tiba.
Ia menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada pelatih kepala tim nasional dan percaya bahwa performa yang baik akan membawa hasil tanpa harus dipaksakan. Sikap seperti inilah yang menunjukkan bahwa meskipun usianya masih tergolong muda, Cyrus telah memiliki kedewasaan mental dan profesionalisme yang patut diapresiasi.
Persaingan Berat Posisi Penjaga Gawang di Timnas Indonesia
Persaingan untuk menjadi penjaga gawang utama di tim nasional Indonesia saat ini bisa dikatakan cukup ketat. Maarten Paes menjadi salah satu nama yang paling menonjol, mengingat ia sudah cukup mapan dalam mengisi posisi tersebut dan tampil konsisten. Keberadaannya sebagai kiper utama membuat persaingan di posisi ini semakin menantang bagi pemain lain.
Selain Paes, muncul juga Emil Audero Mulyadi, kiper keturunan Italia yang sudah menjadi bagian Timnas Indonesia walau belum mendapat kesempatan debut. Emil dikenal memiliki pengalaman bermain di level tinggi serta kemampuan teknis yang mumpuni, menjadikannya salah satu pesaing kuat untuk posisi di bawah mistar.
Tak hanya dari luar negeri, kiper-kiper lokal juga patut diperhitungkan. Nama seperti Ernando Ari dan Nadeo Argawinata masih tetap relevan karena keduanya sudah mengantongi pengalaman internasional dan tampil cukup baik bersama klub masing-masing. Kombinasi antara kiper naturalisasi dan pemain lokal ini membuat persaingan menjadi lebih terbuka, namun sekaligus juga semakin berat bagi siapa pun yang ingin menembus tim utama.