Ketua Umum PSSI, Erick Thohir telah menyampaikan bahwa proposal rencana jangka panjang (roadmap) yang diajukan oleh Nova Arianto selaku pelatih Timnas U-17 Indonesia untuk menghadapi Piala Dunia U-17 2025 telah mendapatkan persetujuan.
Salah satu poin penting yang telah disepakati oleh Coach Nova, PSSI, Badan Tim Nasional (BTN), dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) adalah rencana untuk melibatkan skuad U-17 dalam turnamen kelompok usia.
Sebagai bagian dari persiapan menuju ajang Piala Dunia U-17 2025, tim ini direncanakan ambil bagian dalam kompetisi Elite Pro Academy (EPA) Liga 1 kelompok U-18 dan U-20 pada musim 2025/2026.
Kejuaraan dunia tersebut akan berlangsung di Qatar pada tanggal 3 hingga 27 November 2025. Timnas U-17 Indonesia, yang dijuluki Garuda Asia, akan menempati pot ketiga bersama dua belas negara lainnya.
Timnas U-17 Akan Tampil di Elite Pro Academy
Erick Thohir menyampaikan bahwa rencana jangka panjang atau roadmap Timnas Indonesia U-17 telah mendapatkan persetujuan dari pihak PSSI. Ia menjelaskan bahwa langkah ini merupakan hasil kesepakatan bersama antara PSSI, Badan Tim Nasional (BTN), dan PT Liga Indonesia Baru (LIB), yang telah duduk bersama dalam pembahasan strategi pengembangan tim.
Salah satu poin utama dari kesepakatan tersebut adalah pemberian kesempatan kepada skuad U-17 untuk tampil di ajang Elite Pro Academy (EPA), sebuah kompetisi usia muda yang diharapkan mampu memberikan pengalaman bertanding secara nyata.
Melalui keterlibatan di EPA, tim U-17 Indonesia tak hanya akan menjalani sesi latihan, tetapi juga memiliki peluang bertanding sebanyak 17 hingga 20 laga melawan tim-tim dari kelompok usia yang lebih tinggi, yakni U-18 dan U-20.
Langkah ini dianggap sebagai bagian dari strategi penguatan mental dan teknis para pemain muda agar lebih siap menghadapi persaingan internasional. Keputusan ini juga didorong oleh evaluasi atas performa Garuda Asia yang sempat menelan kekalahan telak 0-6 dari Korea Utara U-17 pada babak perempat final Piala Asia U-17 2025, yang menjadi pelajaran penting dalam menyusun program pembinaan yang lebih terstruktur dan kompetitif.
Erick Thohir Yakin Ijin Klub Tidak Masalah
Erick Thohir menilai kekalahan telak yang dialami Timnas Indonesia U-17 dengan skor 0-6 dari Korea Utara menjadi titik balik penting dalam proses evaluasi menyeluruh terhadap program pembinaan sepak bola usia muda di Tanah Air. Menurutnya, hasil tersebut bukan sekadar kekalahan biasa, melainkan sebuah peringatan keras bahwa masih banyak hal yang harus dibenahi, terutama dalam aspek fundamental seperti pengalaman bermain dan kondisi fisik para pemain muda.
Ia menekankan bahwa jam terbang yang minim serta kebugaran yang belum optimal menjadi dua faktor utama yang harus segera ditingkatkan apabila ingin bersaing secara serius di level internasional.
Dalam konteks ini, ia mengajak semua pihak untuk melakukan introspeksi dan tidak menganggap enteng persaingan antarnegara, karena negara-negara yang dulunya tidak terlalu menonjol, seperti Uzbekistan, kini justru memperlihatkan keseriusan luar biasa dalam mengembangkan potensi generasi mudanya. Erick mengingatkan bahwa tanpa komitmen yang sama kuatnya, Indonesia akan terus tertinggal dalam peta persaingan sepak bola dunia.
Lebih lanjut, Erick juga menanggapi soal kemungkinan kendala perizinan pemain Timnas U-17 dari klub untuk bergabung dalam program jangka panjang yang telah dirancang. Ia menyatakan keyakinannya bahwa pihak klub akan memberi dukungan penuh, karena mereka pun menyadari pentingnya investasi dalam pengembangan pemain muda.
Ia menilai bahwa klub-klub di Indonesia sudah mulai memahami bahwa keterlibatan pemain mereka dalam program Timnas bukanlah sebuah kerugian, melainkan bentuk investasi strategis jangka panjang yang akan memberikan manfaat tidak hanya bagi tim nasional, tetapi juga untuk klub itu sendiri.
Pemain muda yang mendapat pengalaman dan pembinaan di level nasional tentu akan kembali dengan kualitas yang lebih matang, dan hal ini secara langsung akan mengangkat performa klub di kompetisi domestik. Keyakinan Erick terhadap kolaborasi yang baik antara federasi dan klub menjadi dasar optimisme bahwa program pembinaan ini dapat berjalan lancar dan memberi hasil nyata bagi masa depan sepak bola Indonesia.