Timnas Indonesia di era Shin Tae-yong semakin kuat dengan kehadiran sejumlah pemain keturunan yang dinaturalisasi demi memperkuat Tim Garuda. Salah satu nama terbaru dalam proses tersebut adalah Kevin Diks, bergabung dalam jajaran pemain diaspora yang direncanakan memperkuat skuad Merah Putih.
Sebelumnya, sejumlah pemain keturunan lainnya seperti Mees Hilgers, Eliano Reijnders, Maarten Paes, Justin Hubner, Ivar Jenner, Rafael Struick, Thom Haye, Nathan Tjoe-A-On, Shayne Pattynama, Sandy Walsh, dan Jordi Amat juga telah bergabung dalam rangkaian naturalisasi. Langkah ini terbukti membawa dampak positif bagi performa Timnas.
Berkat kontribusi para pemain ini, Tim Garuda sukses melangkah ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, memperlihatkan hasil dari strategi komposisi tim yang melibatkan pemain keturunan. Dari sisi kekompakan, tim ini semakin solid.
Kolaborasi antara pemain diaspora dan mereka yang berlaga di kompetisi domestik berlangsung dengan harmonis, tanpa ada jarak atau sekat di antara mereka, membuktikan bahwa visi Shin Tae-yong dalam membangun kekuatan Timnas berada di jalur yang tepat.
Para Pemain Sangat Dewasa
Exco PSSI, Arya Sinulingga, baru-baru ini berbagi pandangannya mengenai kekompakan di Timnas Indonesia dalam sebuah diskusi dengan Hamka Hamzah di kanal YouTube. Ia mengungkapkan kebahagiaannya melihat sinergi dan kekompakan yang terjalin di antara para pemain.
Arya mengamati bahwa para pemain di liga lokal menunjukkan kedewasaan yang tinggi dalam berinteraksi dengan rekan-rekan dari diaspora. Ia menilai penerimaan mereka terhadap pemain yang berasal dari luar sangat baik dan mengagumkan dari sisi skill.
Lebih lanjut, Arya menyebutkan bahwa para pemain diaspora juga bersikap terbuka dalam berbagi ilmu. Keterlibatan mereka dalam tim tidak hanya membuat suasana akrab, tetapi juga menciptakan ikatan yang kuat di antara mereka.
Sebagai contoh Arya juga mengungkapkan sikap dewasa Ernando Ari yang selama ini mengisi posisi kiper Timnas namun belakangan tergantikan dengan kehadiran Marten Paes. Dijelaskan Arya bahwa Ernando mengaku banyak belajar dari Maarten Paes dan merasa bersyukur bisa berkesempatan berlatih bersama pemain dengan kaliber tinggi seperti Paes di Timnas. Hal ini menandakan betapa berartinya kesempatan tersebut bagi para pemain muda untuk berkembang.
Sandy Walsh Menjadi Jembatan Komunikasi Antara Pemain Lokal dan Diaspora
Arya Sinulingga memberikan pujian khusus kepada Sandy Walsh, yang ia anggap sebagai penghubung antara pemain lokal dan diaspora. Ia menyoroti sikap ramah yang ditunjukkan oleh pemain berusia 29 tahun tersebut, yang berkontribusi pada terciptanya suasana yang lebih harmonis di tim.
Menurut Arya, Sandy Walsh memiliki peran penting dalam menyatukan para pemain baru ke dalam tim. Ia merasa beruntung memiliki Walsh, yang berfungsi sebagai jembatan bagi pemain yang baru bergabung, sehingga mereka dapat dengan cepat beradaptasi dan merasa bagian dari tim.
Lebih lanjut, Arya menjelaskan bahwa melalui sesi latihan, para pemain belajar satu sama lain, dan proses ini berkontribusi pada perkembangan kedewasaan para pemain. Ia menekankan bahwa pemain kini semakin ingin mendapatkan pengalaman dan belajar dari berbagai sumber untuk meningkatkan kemampuan mereka.
Kekompakan dan chemistry yang sudah terjalin antar pemain baik pemain lokal maupun diaspora di Timnas Indonesia tentu menjadi modal yang sangat bagus untuk mereka menghadapi laga-laga yang sudah menunggu di depan.
Apalagi jadwal terdekat timnas senior akan menghadapi Jepang di lanjutan babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Harapannya dengan kekompakan yang sudah terjalin, para pemain bisa memberikan penampilan terbaik dan mampu memenangkan pertandingan sehingga posisi di klasemen akan meningkat dan harapan untuk lolos ke Piala Dunia 2026 semakin terbuka.